Sebanyak 1,3 miliar data kartu SIM Indonesia diduga telah bocor ke internet. Bahkan ada hacker yang memperjualbelikan data pribadi dari pemilik kartu SIM tersebut.
Data pribadi yang diduga bocor dari pemilik kartu SIM Indonesia ini tidak hanya nomor telepon saja. Namun diduga juga berisi NIK, provider, hingga tanggal pendaftaran juga dibocorkan.
1,3 Miliar Data Kartu SIM Diperjualbelikan
Kabar dugaan kebocoran data kartu SIM ini pertama kali dilaporkan oleh akun Twitter Muh. Rifqy Priyo S. Ia memperlihatkan sebuah screenshot foto berisi postingan dari situs breached.to.
"1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia bocor! Data pendaftaran meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran. Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo RI," kata akun Twitter @SRifqi.
Saat ditelusuri di situs breached.to, dugaan kebocoran data pribadi ini diunggah oleh akun forum bernama Bjorka.
Dalam deskripsi akun itu turut menyebutkan soal kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) soal registrasi kartu SIM.
Baca Juga: 17 Juta Data Pelanggan PLN Bocor
Selain Data Kartu SIM Ada Pula Data NIK
Ia juga memperlihatkan beberapa informasi soal dugaan kebocoran data. Ukuran data itu mencapai 87GB dengan total 1,3 miliar.
Bjorka mengklaim kebocoran data itu terjadi pada Agustus 2022 dengan format CSV.
Sementara isi data mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, nama provider, dan tanggal registrasi.
Format kebocoran data pun diperlihatkan dengan urutan NIK, telepon, penyedia, dan tanggal pendaftaran.
Baca Juga: April 2030, Komitmen Sustainability April Group dalam Program Green Economy
1,3 Miliar Data Kartu SIM Berasal dari Berbagai Provider
Akun itu juga memberikan 2 juta sampel data yang bisa diunduh secara gratis sebagai garansi jika data kartu SIM yang diperjualbelikan adalah asli.
Adapun nama provider dari total 1,3 miliar data kartu SIM yang bocor itu disebutkan mencakup para pengguna kartu SIM dari berbagai provider seperti; Telkomsel, 3 (Tri), Indosat, XL, dan Smartfren.
1,3 Miliar Data Kartu SIM Dijual Seharga Rp.774 Juta
Terakhir, hacker Bjorka ini menjual 1,3 miliar data SIM tersebut sebesar 50.000 Dolar AS atau setara Rp 774 juta. Data ini bisa dibeli lewat Bitcoin dan Ethereum.
Sebelumnya pula disebutkan, riwayat data pelanggan PLN dan riwayat penelusuran salah satu penyedia jaringan fiber juga diperjualbelikan secara bebas di salah satu media sosial.