Film Sayap-Sayap Patah seolah menjadi jeda dari kejenuhan terhadap kasus Sambo yang terlalu banyak kejutan-kejutan tak terduga.
Film ini seolah menjadi sebuah apologi polisi bahwa polisi baik itu masih ada dan menjadi antitesis terhadap begitu legitmatenya aparat kepolisian saat ini.
Padahal, sebagai pelayan masyarakat, polisi yang ideal adalah yang sebenar-benarnya menjalankan fungsinya.
Dan, film Sayap-Sayap Patah menjadi contoh paling ideal dari sosok seorang polisi yang memang sudah selayaknya demikian.
Sebenarnya, ada terlalu banyak film dengan latar aparat kepolisian yang cenderung heroisme dan berujung sinisme publik karena justru tak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Sayap-Sayap Patah saat Imaji Polisi yang Tertolong oleh Nicholas Saputra
Bahkan, film ini terlihat terlalu sempurna apalagi dengan menghadirkan sosok Nicholas Saputra yang punya citra positif namun 'dipaksa' berperan menjadi tokoh dengan profesi yang dianggap oleh sebagian orang kontradiktif.
Diberbagai daerah, film Sayap-Sayap Patah bahkan dibangun untuk membangun kesan bahwa tugas polisi amat berat dan nyawa taruhannya.
Terlepas dari berbagai banyak tindak penyimpangan aparat kepolisian yang kemudian kita dengan permisif menganggapnya sebagai olah oknum, film Sayap-Sayap Patah memang layak ditonton.
Baca Juga: April 2030, Komitmen Sustainability April Group dalam Program Green Economy
Klimaks Sayap-Sayap Patah
Sayap-Sayap Patah punya nuansa yang langsung menggambarkan tugas kepolisian yang ekstrem: memberantas terorisme, bertaruh dengan hidup dan mati.
Dan, Nicholas Saputra berhasil menjabarkan tugas itu melalui aksi heroiknya yang terasa amat sempurna. Demikian halnya dengan Ariel Tatum yang juga amat total.
Terlepas film ini diproduksi oleh Denny Siregar yang kerap bersikap kontra dengan netizen kebanyakan dan identik dengan sosok buzzernya penguasa, ada baiknya menepikan Denny sejenak untuk melihat film ini secara utuh.
Baca Juga: Semen Baturaja Buat Masjid di Kampung Kami Kokoh dan Tahan Lamo
Sinopsis Sayap-Sayap Patah
Film ini terinspirasi dari kisah nyata, yaitu peristiwa kerusuhan di Mako Brimob pada Mei 2018 lalu.
Pada peristiwa tersebut 155 orang narapidana kabur, satu orang narapidana meninggal dan lima anggota Densus 88 meninggal dunia.
Pusat ceritanya adalah Aji (Nicholas Saputra), seorang anggota Densus 88 yang istrinya Nani (Ariel Tatum) sedang hamil tua.
Sebagai istri seorang anggota polisi apalagi dari unit elit sekelas Detasemen Khusus, tentu harus siap merelakan sang suami dalam keadaan apapun.
Nani, istri Aji, yang selalu harus menebak apakah saat suaminya pulang, ia harus mempersiapkan selimut atau malah kain kafan.
Kemudian, ada pula Nugie yang berperan sebagai AKP Sadikin dan Iwa K sebagai Leong, gembong teroris yang fanatik dan sadis.
Melalui sutradara sekelas Rudy Sujarwo film Sayap-Sayap Patah akan membawa penonton larut dalam konflik Aji ketika bertugas dan kronik Aji dan istrinya Nani.
Profesi Aji yang selalu berada di depan dalam memberantas terorisme membuat Nani istrinya yang sedang hamil tua khawatir.
Rasa cemas ini membuat kandungannya bermasalah, sehingga Nani terpaksa harus mengungsi ke rumah ibunya di Jakarta karena takut keguguran.
Kabar gembira datang, Aji dipindah ke Jakarta sekaligus bisa kembali bersama istrinya.
Sayangnya, ketika dia bertugas di hari pertamanya, penjara tempat para teroris ditahan jebol.
Situasi mencekam dan Aji termasuk salah satu petugas yang disandera, sedangkan Nani juga berjuang dengan kelahiran anak pertamanya.