Pada akhirnya, Pengabdi Setan 2: Communion mampu menghadirkan jump scare yang lebih berkualitas dan terasa lebih elegan dibanding film horor-horor lainnya. Dari film ini juga, kabar (sumir) bahwa film ini mengarah pada kecenderungan bakal hadirnya film ketiga.
Meski diakui dalam film ini, Joko Anwar mampu secara detail menghadirkan seting yang terbilang berhasil membangun atmosfer yang identik dengan tahun 80-an.
Selain itu, tentu saja akting Tara Basro yang selalu memukau diberbagai peran yang ia lakoni.
Tara Basro seolah menjadi jeda paling apik untuk berbagai jump scare yang memang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan film-film horor pada umumnya.
Pengabdi Setan 2, sisi seramnya lebih terasa 'tak terduga' jadi jauh lebih elegan. Jadi, dibandingkan film bergenre horor Indonesia lainnya, termasuk KKN di Desa Penari, film ini tetap lebih terasa elegan dalam 'menakuti' penontonnya.
Jump Scare ala Pengabdi Setan 2: Communion
Secara spesifik, film yang mampu menembus 1 juta penonton di hari kedua pemutarannya, memang terasa lebih 'hidup', tak heran jika film ini sempat trending di twitter.
Kehadiran sosok ibu dan pocong yang meski terasa amat sekilas tapi jadi lebih terasa sensasinya ketimbang mengumbarnya terlalu sering.
Karenanya, kebanyakan penonton menilai jump scare yang dihadirkan memang nyaris tak bisa diduga oleh penonton, apalagi tak ada backsound penghantar kehadiran jump scare.
Bahkan sejak menit pertama, Pengabdi Setan 2: Communion memang sudah menghadirkan kesan 'temaram' dengan lighting yang memang diseting lebih gelap.
Baca Juga: Kualitas Film Indonesia, Bias antara Idealisme dan Komersialisme
Pengabdi Setan 2: Communion Terasa seperti Jembatan
Meski Joko Anwar berhasil menawarkan sesuatu yang baru dalam genre film horor setelah Pengabdi Setan pertama maupun Perempuan Tanah Jahanam tapi film ini hanya terasa seperti jembatan, yang berusaha mengingatkan kembali film pertamanya sekaligus penghantar untuk film ketiganya.
Banyak hal yang menggantung di film ini, termasuk alur-alur cerita hingga konflik yang kian meluas. Kondisi ini entah memang sengaja untuk membangun rasa penasaran penonton, karena sampai saat ini Joko Anwar sendiri belum berkomentar perihal rencana produksi film lanjutan dari Pengabdi Setan 2: Communion ini.
Tapi, terlepas dari jump scare maupun kemungkinan (besar) hadirnya film ketiga, Joko Anwar memang selalu berhasil membuat sebuah film lebih berkelas termasuk untuk film horor sekalipun.
Ia tak terpaku pada 'fitrah' sebuah film horor yang identik dengan jump scare yang membosankan tapi justru membuatnya terasa lebih elegan.
Selain itu, hal penting yang patut di apresiasi di Pengabdi Setan 2: Communion adalah detailnya seting waktu yang dibangun oleh Joko Anwar.
Bayangkan, para pemainnya bahkan 'dipaksa' untuk berdialog dengan lugas sesuai dengan karakter latar waktu yang ingin dihadirkan dalam film ini.
Dan, mudah-mudahan Pengabdi Setan 2: Communion bisa jadi penanda kebangkitan film (horor) Indonesia yang lebih berkelas agar para makhluk-makhluk itu tidak hanya sekedar jadi bahan eksploitasi semata.