Transformasi Yusuf Mansur, Terkenal lewat Dakwah, Dihujat karena Investasi

Transformasi Yusuf Mansur, Terkenal lewat Dakwah, Dihujat karena Investasi


Hari-hari Ustad Yusuf Mansur kini mungkin tak sebersinar ketika ia benar-benar masih menjalankan tugasnya sebagai seorang pendakwah. Timeline media sosial kini lebih memandangnya dengan nyinyir.

Ia tak lagi dianggap sebagai ulama kharismatik. Bahkan berbagai aibnya dibongkar tak hanya oleh kerabat tapi juga rekan kerja sekaligus karyawannya.

Ketika video Yusuf Mansur ngamuk-ngamuk tanpa alasan yang jelas dan selalu menyinggung soal materi yang bersifat duniawi. Belakangan, seseorang yang mengaku bernama Lestari muncul ke publik.

Ia menyebut jika Yusuf Mansur pada 1999 pernah ditahan karena kasus penipuan dan penggelapan mobil rental yang ia sewa kemudian ia gadaikan kepada orang lain.

Ketika itu, ia disebut-sebut belum dikenal sebagai seorang ustad, bahkan namanya diakui oleh Lestari bukan Yusuf Mansur, melainkan Jam’an.

Dilain pihak, beberapa waktu yang lalu, Yusuf Mansur mengaku pernah dipenjara, namun kasusnya bukanlah penggelapan kendaraan rental melainkan ia berusaha menolong rekan usahanya.

Berbagai masa lalu Yusuf Mansur perlahan mulai terkuak, hal ini bermula dari videonya yang viral karena marah dan menggebrak meja tanpa alasan yang jelas. Suaranya juga terlihat bergetar.

Dalam video itu, sama sekali tak terlihat Yusuf Mansur yang selama ini dikenal sebagai seorang ulama yang pernah amat berkesan di mata pengikutnya, sebaliknya ia justru cenderung mengulas kebutuhan biaya yang besarnya hingga 1 triliun untuk membereskan bisnis investasinya.

Bisnis investasi Yusuf Mansur  dibawah bendera Paytren kini memang tengah terpuruk. Ia bahkan diadukan oleh Zaini Mustofa dan digugat hingga 97 triliun karena dianggap ingkar janji.

Selain itu, banyak pula deretan tuntutan lain tak hanya dari jamaahnya, tapi juga dari para karyawannya yang belakangan tidak pernah menerima gaji selama berbulan-bulan.

Jalan Dakwah Yusuf Mansur

Di awal kemunculannya sebagai pendakwah, Yusuf Mansur memang langsung menarik perhatian banyak orang. Lewat dakwahnya yang cenderung dekat dengan kehidupan sehari-hari umat Islam.

Selain itu, logat betawinya yang kental kian melengkapi kharisma Yusuf Mansur kala itu. Ia berubah menjadi ustad kondang yang ditanggap kemana-mana, dari Sabang sampai Merauke.

Diluar negeri, Yusuf Mansur juga kerap ditanggap kemana-mana, termasuk dakwah dikalangan pekerja migran di luar negeri sana.

Namanya yang melambung menjadikan jaminan apapun yang ia lakukan bakal diamini oleh jamaahnya.

Uniknya, sejak pertama kali muncul sebagai pendakwah, Yusuf Mansur cenderung konsisten dengan tema dakwahnya, yakni sedekah.

Meski sebenarnya pintu masuk Yusuf Mansur sebagai pendakwah awalnya justru karena ketidaksengajaan.

Waktu itu ia sukses menulis buku berjudul Wisata Hati Mencari Tuhan yang Hilang, karena banyak diundang kemana-mana, entah kenapa ia lebih dikenal sebagai da'i ketimbang sebagai penulis.

Bahkan ia amat dikenal sebagai ustad dengan jargon sedekah. Sedekah seribu jadi sepuluh ribu, sedekah sepuluh ribu jadi seratus ribu, pokoknya dikali sepuluh.

Jalan Usaha Yusuf Mansur

Ditengah kepopulerannya itu, Yusuf Mansur mulai mengembangkan sayap. Ia membuka berbagai sekolah dan pondok pesantren Daarul Qur’an (Daqu) hingga ke berbagai wilayah di Indonesia.

Seolah tak puas, di tengah kepadatan aktivitas Yusuf Mansur berdakwah kemana-mana dengan tetap menjual tema sedekah. Ia meluaskan bisnisnya dengan membangun Paytren sebagai multi platform untuk pembayaran digital.

Bahkan kala itu, Paytren bisa disebut sebagai pelopor pembayaran digital yang digagas Yusuf Mansur yang kemudian banyak dikembangkan oleh banyak startup saat ini melalui dompet digital.

Transformasi Yusuf Mansur, Terkenal lewat Dakwah, Dihujat karena Investasi


Paytren

Pada awalnya, konsep pengembangan Paytren sebagai solusi pembayaran digital dirasakan amat membantu, tak hanya sebagai kemudahan bagi masyarakat yang ingin mengakses berbagai metode pembayaran secara simpel.

Sedangkan dari sisi jemaah, keberadaan Paytren ini juga dianggap sebagai konsep bisnis baru yang bisa dijadikan sebagai masa depan, apalagi foundernya adalah seorang ulama terkenal sekaligus kharismatik yang tak mungkin main-main dengan dana umat.

Money Game

Belakangan diketahui, jika Paytren dianggap sebagai money game yang cenderung mengarah ke multi level marketing (MLM) dan sempat dibekukan perizinannya, karena mengiming-imingi jemaah dengan penghasilan yang besar dengan cara mencari anggota baru.

Trik Yusuf Mansur dengan memainkan dakwah yang kerap mengulas soal sedekah mulai terkuak. Ia kerap memainkan isu sedekah, namun anehnya bukan sedekah pada umumnya tapi ‘sedekah’ melalui dirinya dengan janji hasil yang berlipat.

Investasi Berbasis Syariah

Tak puas dengan Paytren sebagai akses transaksi digital saja, Yusuf Mansur kemudian mengembangkan Paytren sebagai ekosistem investasi yang disebutnya berbasis syariah melalui Paytren Aset Manajemen (PAM).

Bahkan dalam websitenya, Paytren Aset Manajemen merupakan bagian dari upaya mendukung program pemerintah dalam menghimpun pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

Lewat berbagai produk investasinya, Paytren yang dikelola Yusuf Mansur mulai berkibar dan terus meluas.

Produk Paytren

Produk investasi yang dikembangkan dalam Paytren Aset Manajemen pun beragam, namun lebih menitikberatkan pada pengelolaan investasi berbasis syariah yang kala itu bisa disebut sebagai pionir.

Produk seperti PAM Syariah Likuid Dana Safa yang berbasis reksadana pasar uang dengan mengelola dana nasabah melalui pasar uang yang berbasis syariah.

Selain itu, tentu saja bisnis pertama Paytren sebagai aplikasi transaksi berbasis digital untuk berbagai macam kebutuhan pembayaran, mulai dari listrik sampai pulsa ponsel. Membeli tiket transportasi, voucher game hingga urusan sedekah.

Di kalangan jamaahnya, produk Paytren sudah amat populer seperti; belanjaku, paytren academy, paytren connect dan berbagai produk bisnis lainnya dengan janji yang menggiurkan dari sang ustaz.

Mulai Terlilit Kasus

Entah kenapa, tiba-tiba para investor Paytren mulai buka suara mulai dari kecenderungan Yusuf Mansur yang suka mengalihkan instrumen investasi tanpa pengetahuan dan persetujuan dari investor.

Runtutannya, tahun 2018 Yusuf Mansur juga pernah digugat oleh jamaahnya karena dugaan penipuan dengan modus investasi namun kasus itu berakhir damai karena Yusuf Mansur mengembalikan dana jamaahnya.

Sejak itu, satu persatu kasus dengan modus yang sama pun mulai terkuak, tahun 2021 Paytren juga disorot karena dianggap tidak memiliki manajemen dan pengelolaan dana yang jelas.

Selain mengalihkan dana investasi milik nasabah, perusahaan milik Yusuf Mansur ini juga pernah digugat oleh Zaini Mustofa, rekan investornya sebesar Rp. 98,7 triliun karena dianggap ingkar janji.

Sebelum Zaini Mustofa, rupanya ada 12 orang jamaah lainnya yang sudah lebih dulu menggugat Yusuf Mansur senilai Rp. 785 juta dengan tuduhan yang sama.

Belum tuntas dua kasus tersebut, Yusuf Mansur masih harus menghadapi gugatan sebanyak 14 karyawan Paytren yang belum pernah digaji sama sekali oleh Yusuf Mansur. Bahkan ada beberapa karyawan yang dirumahkan tanpa pesangon.

Wirda Mansur Menambah Kekisruhan

Saat sang ayahanda tengah diterpa berbagai kasus wanprestasi hingga indikasi penggelapan dana investasi, Wirda Mansur sang putri tercinta meluncurkan koin kripto yang belakangan sejak diluncurkan pada Februari 2022 lalu, hingga kini dengungnya kian redup.

Perkembangan koin kripto yang diluncurkan Wirda bahkan ikut terganggu mana kala Wirda mengaku lulusan dari Oxford.

Ngamuk-ngamuk

Sampai akhirnya, gak ada angin gak ada hujan, viral video Yusuf Mansur ngamuk dan bahkan menggebrak meja dan menyebut jika dirinya membutuhkan dana Rp. 1 triliun untuk memberesi semua masalah yang tengah dihadapi.

Banyak kalangan yang menyebut jika Yusuf Mansur tengah mengalami depresi berat akibat berbagai masalah yang ia alami saat ini.

Belakangan, bukannya prihatin, netizen justru menjadikan video Yusuf Mansur yang sedang ngamuk-ngamun tersebut sebagai meme lucu. (s.)


Posting Komentar

Terima kasih karena telah berkenan memberikan komentar yang membangun untuk blog ini

Lebih baru Lebih lama