Jakarta vs Everybody: Ibukota, Kurir Narkoba dan Perias Mayat

 

Jakarta vs Everybody, Ibukota, Kurir Narkoba dan Perias Mayat

Jakarta vs Everybody adalah realitas ibukota. Sebuah kronik yang menjadi bagian sehari-hari Jakarta yang pengap dan kompleks dengan sekumpulan manusia yang kecil dan yang besar, yang baik dan yang jahat, yang jujur dan yang berpura-pura.

Jakarta vs Everybody menjadi suguhan drama realitas yang layak untuk ditonton. Jalan ceritanya yang memaksa penonton untuk menebak endingnya makin membuat siapapun seolah larut menjadi bagian dalam film ini.

Film ini dilatari kisah seorang pemuda yang sedang mencari identitas layaknya remaja pada umumnya. Namun disisi lain, ia juga dituntut untuk mampu bertahan hidup di rimba ibukota yang ganas.

Minimnya dialog dalam film ini juga membuat kesan gelap dalam film ini lebih terasa. Terlebih ketika, penonton diajak larut dalam cara sang pemuda yang terus memaksa untuk menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang aktor terkenal.

Film diawali ketika Dom (Jefri Nichols) seorang pemuda atau lebih tepatnya remaja 19 tahun yang memaksa mencari identitas tapi disisi lain ia juga harus bertahan hidup di Jakarta sambil terus mimpi menjadi seorang aktor.

Berbagai casting film sudah ia ikuti, tapi hasilnya nihil. Dom bahkan pernah dilecehkan saat mengikuti casting.

Hingga ditengah kebimbangan dan nyaris putus asa karena harus bertahan hidup, Dom bertemu dengan pasangan kekasih, Radit (Ganindra Bimo) dan Pinkan (Wulan Guritno).

Sejak itulah hidup Dom berubah. Ia terpaksa menjadi seorang kurir narkoba demi bisa bertahan di Jakarta. Bekal kemampuan akting yang ia miliki, ia sandingkan dengan profesi penuh resikonya itu.

Jakarta vs Everybody, Ibukota, Kurir Narkoba dan Perias Mayat

Seperti jatuh tertimpa tangga, Dom justru kian terpuruk semakin jauh dalam peredaran narkoba, sampai suatu ketika Dom secara tak sengaja bertemu dengan Khansa (Dea Panendra), perempuan perias mayat.

Sejak pertemuan itu, Dom akhirnya sadar semua yang ia lakukan selama ini adalah salah. Ia sudah terjerumus terlalu jauh dari cita-citanya semula.

Namun, ketika ia hendak melepaskan profesinya sebagai kurir narkoba, masalah baru justru datang. Dan itu harus dihadapi Dom.

Seperti apa kelanjutan film yang pernah meramaikan Festival Film Tallin Black Night yang bahkan penayangannya sudah dilakukan jauh sebelum peluncurannya secara resmi di bioskop Indonesia pada 24 Juni 2022 mendatang.

Film garapan sutradara Ertanto Robby Soediskam ini kental dengan kehidupan khas dunia malam kota Jakarta yang kompleks tapi tetap layak untuk ditunggu kehadirannya. (s.)

Thriller Jakarta vs Everybody


Posting Komentar

Terima kasih karena telah berkenan memberikan komentar yang membangun untuk blog ini

Lebih baru Lebih lama